Dibalik Travel Warning Amerika

Kedutaan Besar Amerika Serikat untuk Indonesia di Jakarta mengeluarkan peringatan keamanan bagi warganya yang tinggal atau tengah berada di Surabaya, Jawa Timur. Kedubes AS menilai adanya potensi ancaman terkait hotel-hotel dan bank-bank di Surabaya yang dianggap punya hubungan dengan AS.

Menanggapi pernyataan itu, Walikota Surabaya Tri Rismaharani mengatakan, sampai saat ini Surabaya aman. Pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pihak kepolisian di Surabaya sehingga Risma pun yakin saat ini Surabaya dalam kondisi aman.

"Insya Allah aman. Saya yakin nggak ada apa-apa. Insya Allah ya nggak ada apa-apa. Pak kapolres (Kombes Pol Setija Junianta) tanya ke kedubes, itu ada nggak, nggak ada apa-apa," kata Risma di Mapolda Jawa Timur, Ahad (4/1/2015) lalu dikutip dari liputan6.

 setiap kali ada travel warning biasanya berlanjut ke aksi terrorisme, dulu bahkan ada pengakuan seorang mantan agen CIA di Indonesia tayang di Salah Satu Tv Nasional Ternama  bahwa dirinya yang ditugaskan untuk menaruh bom di tong sampah sebuah mall terkemuka di Jakarta.

Setelah bom meledak, selalu dilanjutkan dengan beredar sebuah BLOG atau WEBSITE dengan domain gratisan mengatasnamakan "mujahidin" dan isinya pengakuan bahwa "dengan bom yang kami ledakkan, SYARIAT ISLAM akan tegak di indonesia"

Dilanjutkan lagi dengan berita tertembak matinya seorang dagang sate, gorengan, atau bakso yang juga merangkap sebagai Imam Masjid maupun Guru Ngaji sebuah pesantren dengan tuduhan "terlibat terrorisme" dengan barang bukti berupa :

1. AL QUR'AN
2. SAJADAH
3. PECI
4. BENDERA HITAM bertuliskan "Tiada Tuhan Selain Allah, Muhammad adalah Utusan Allah"(Yang diplesetkan menjadi bendera ISIS,Al - Qaidah, atau semacam kegiatan agama ekstrimis lainya)

Metode seperti ini sudah terjadi sejak tahun 1999 silam, bedanya kalau dulu belum ada Densus88, sekarang dikit-dikit muslim dibunuh sama mereka karena "BERAGAMA ISLAM"

Jika Amerika mengeluarkan travel warning untuk kota A, itu artinya, "Waspadalah, kami akan mengebom kota A.